Pelabuhan Pasuruan, Potret Masa Kini Tanjung Tembikar

 

Dalam sejarah, Pelabuhan Pasuruan pernah menjadi pelabuhan yang dikenal sebagai pusat transit kapal pedagang tembikar. Pada zaman itu, menurut dari beberapa sumber. Dikatakan bahwa aktifitas dipadati kapal dagang dan transportasi, termasuk yang membawa Tembikar atau Keramik dari berbagai daerah. 

Pelabuhan Kota Pasuruan terletak disepanjang jalan Yos Sudarso, Kelurahan Mandaranrejo Kota Pasuruan sedangkan untuk aktivitas kapal ikan terletak di sebalah barat ( Mayangan ). Merupakan pelabuhan komersil yang saat ini banyak pihak yang menyebut sedang mati suri. Seperti yang dikutip dari Kontan 

( https://www.google.com/amp/s/amp.kontan.co.id/news/kembangkan-pelabuhan-pasuruan-pelindo-iii-gaet-pemkot-pasuruan ). Jika sebelum tahun 2009 ratusan kapal barang keluar masuk pelabuhan ini . Setelah itu menurun dratis. 

Saat ini hanya terlihat alu lalang kapal  ikan dan perahu nelayan yang mendominasi parkir dipelabuhan. Saya juga masih ingat dulu waktu masih duduk dibangku sekolah dasar sering kesini kalau pas libur sekolah banyak kapal pengangkut kayu, Barang, Garam dan kebutuhan pokok lainya yang parkir untuk melakukan bongkar muat dipelabuhan ini namun seiring dengan berjalanya waktu kapal - kapal yang dulu sering mampir kini tak pernah terlihat lagi. 

Pemandangan lainya mengalami perubahan dari masa ke masa. Kini banyak penjual PKL yang menjamur dengan membuka lapak disepanjang jalur bongkar muat. Dulu pemandangan seperti ini tidak ada karena diaerah tersebut tempat kapal yang bersandar sibuk bongkar muat dan para pekerja alu-lalang. Menurunya aktivitas bongkar muat kapal barang memaksa para pekerja alih profesi juga akhirnya pinggiran dermaga banyak dimanfaatkan sebagai tempat menggelar lapak warga sekitar yang menjadi salahsatu tempat favorit warga Kota Pasuruan ngopi atau sekedar berkumpul bersama teman atau keluarga di waktu senggang. 

Aktivitas seperti ini saat ini lazim terutama menjelang matahari terbenam hingga malam. Sebab apabilah siang hari sangat panas dan tidak memungkinkan pedagang menggelar lapak.